Jumat, 30 September 2011

Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi

2.Berikanlah contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi!

          Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia , Bahasa juga merupakan alat ekspresi diri sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.

          Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.

Antara Lain Fungsi Bahasa:

  - Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.


  - Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.


  - Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh  orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.


Misalnya berupa :


-          Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat bunyi-bunyian, kentongan, lukisan, gambar, dsb).


Contohnya :


-          bunyi tong-tong memberi tanda bahaya


-          adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran


-          alarm untuk tanda segera berkumpul


-          bedug untuk tanda segera melakukan sholat


-          telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh


-          simbol – tanda stop untuk pengguna jalan, simbol laki-laki dan perempuan bagi pengguna toilet.


-          gambar peta yang menunjukkan jalan


-          suasana gemuruh kentongan dipukul tanda ketika ada bahaya


-          adanya asap tampak dari kejauhan pertanda kebakaran


-          bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam) dsb.

BAHASA INDONESIA

BAB I. FUNGSI BAHASA

Pengertian Bahasa

Bahasa menurut Gorys Keraf(1997 : 1) merupakan alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Mungkin ada yang mengatakan bahwa ada alat komunikasi lain selain
bahasa, misalnya penggunaan alat, simbol, dan lain sebagainya, namun hal ini
banyak sekali kelemahannya.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks
dari pada yang dapat diperoleh dengan menggunakan media tadi. Bahasa
haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Aspek Bahasa

Bahasa merupakan sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vokal(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer(manasuka), yang dapat diperkuat
dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Bahasa mencakup dua bidang, yaitu
vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan arti atau makna bunyi dengan
sesuatu yang diwakilinya.

Fungsi Bahasa

Menurut Felicia (2001:1) dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang
paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
Begitu dekatnya kita dengan bahasa, terutama Bahasa Indonesia, sehingga tidak
dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari Bahasa Indonesia.
Komunikasi lisan atau non standar yang sangat praktis menyebabkan kita
tidak teliti berbahasa. Kita akan kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa
tulis atau bahasa yang lebih standardan teratur. .
Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yaitu sebagai alat untuk mengekspresikan diri, alat untuk
berkomunikasi, alat untuk mengadakan integrasi, dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial
(Keraf, 1997 :3).

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi membuat dunia seakan
tanpa batas. Hal ini menjadi tantangan terhadap perkembangan dan
pertumbuhan Bahasa Indonesia. Konsep-konsep dan istilah baru secara tidak
langsung memperkaya khasanah Bahasa Indonesia.

Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri

Bahasa merupakan sarana atau alat yang digunakan seseorang untuk
mengekspresikan keinginan atau kehendaknya. Suatu hasil pemikiran dan
renungan seseorang akan disampaikan atau ditujukkan keorang lain dengan
menggunakan bahasa.
Contoh: Seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan
kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tepat, yaitu kepada
ayah dan bundanya.

Bahasa sebagai Alat Komunikasi

Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama. Bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. (Gorys Keraf, 1997 : 4).

Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita
juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual.
Sehingga kita sering mendengarkan istilah“Bahasa Komunikatif”.
Misalnya: Kata Makro hanya dapat dipahami oleh golongan masyarakat tertentu
Besar atau luas mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat.
Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula
manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka untuk mempelajari
dan mengambilnya untuk kemudian dipergunakan berinteraksi dengan
orang/bangsa lain.

Sebagai alat adaptasi, maka kita harus menggunakan bahasa yang tepat dalam
beradaptasi dengan lingkungan yang kita hadapi.

Bahasa sebagai Kontrol Sosial

Sebagai kontrol sosial bahasa sangat efektif. Sebagai kontrol sosial bahasa
diterapkan sebagai alat penerangan, informasi, maupun pendidikan.

Bahas Indonesia Yang Baik dan Benar
BahasaYang Baik
Penggunaan bahasa yang baik(sesuai aspek komunikatif) adalah sesuai
dengan sasaran kepada siapa bahasa tersebut disampaikan. Hal ini harus
disesuaikan dengan unsur umur, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan
sudut pandang khalayak sasaran kita.

Bahasa yang Benar
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yaitu peraturan bahasa
(tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan).

1.Jelaskan dengan contoh“menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar“!
 
              Tidak semua bahasa yang baik itu benar dan sebaliknya, tidak semua bahasa yang benar itu baik.    Tentunya yang terbaik adalah bisa berbahasa dengan baik dan benar. Untuk dapat melakukannya, perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan baik dan benar tersebut.

Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.

Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut:

*Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.

*Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.

*Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.

*Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.

*Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
    Contohnya :

                      Pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Bila menggunakannya pada saat yang tidak tepat.

    Seperti membeli sayuran di pasar .." Berapa ibu mau menjual kangkung ini?"
     Biasanya Orang-orang menggunakan kalimat ini "Berapa nih, Bu, kangkungnya?