Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Balai Pustaka .1998) Kita berhadapan dengan dua pengertian abmbiguitas yang berkaitan dengan ujaran. Pertama, sifat atau hal yang berarti dua;kemungkinan yang mempunyai dua pengertian.Kedua, kemungkinan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata, gabungan kata,atau kalimat. Jadi kalimat ambigu adalah Kalimat yang mempunyai tafsiran lebih dari satu atau bermakna ganda. Hal-hal yang menyebabkan suatu kalimat menjadi ambigu:
Pelepasan kata-kata
Keterangan mendahului
Kontaminasi kerancuan
Letak jeda
Asal usul
Contoh-contoh kalimat ambigu beserta penjelasannya :
Istri pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya.
Saya telah memiliki buku sejarah demokrasi yang baru.
Sumbangan kedua sekolah itu telah kami terima.
Kalimat-kalimat di atas memiliki makna ambigu (ganda) sehingga dapat membingungkan orang yang membacanya.
Pada kalimat 1, siapakah yang gemuk, pegawai atau istri pegawai? Kalimat itu memang mengandung dua makna:
pertama, yang gemuk adalah pegawai; atau
kedua. yang gemuk adalah isteri pegawai.
Pada kalimat 2, apanya yang baru, bukunya, sejarahnya, atau demokrasinya? Kalimat itu bisa bermakna ambigu:
pertama, bukunya yang baru;
kedua, sejarahnya yang baru; dan
ketiga, demokrasinya yang baru.
Pada kalimat 3, juga terdapat makna ambigu:
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
Perbaikan kalimat agar tidak menjadi ambigu :
Jika yang gemuk adalah isteri pegawai, maka dapat ditulis sbb.: Istri-pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya. Penggunaan tanda hubung (-) dapat memperjelas bahwa kedua kata itu (isteri dan pegawai) merupakan satu kesatuan, sehingga kalimat itu bermakna yang gemuk adalah istri pegawai. Atau dapat pula dirumuskan sbb.: Pegawai yang isterinya gemuk itu berasal dari Surabaya.
Jika yang gemuk adalah pegawainya, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Pegawai yang gemuk itu istrinya dari Surabaya.
Untuk kalimat 2:
Jika yang baru adalah bukunya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku-sejarah-demokrasi yang baru, atau Saya telah memiliki buku baru tentang sejarah demokrasi.
Jika yang baru adalah sejarahnya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku tentang sejarah-demokrasi yang baru.
Jika yang baru adalah demokrasinya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku sejarah tentang demokrasi yang baru.
Untuk kalimat 3:
Jika yang dimaksud ada dua kali sumbangan, ditulis sbb.: Sumbangan yang kedua sekolah itu telah kami terima.
Jika yang maksud ada dua sekolah yang menyumbang, ditulis sbb.: Sumbangan kedua-sekolah itu telah kami terima.
Sumber :
http://basasin.blogspot.com/2008/12/kalimat-ambigu-bermakna-ganda.html
http://luphumbee.blogspot.com/2010/04/kalimat-ambigu.html
http://www.scribd.com/doc/54694224/KALIMAT-AMBIGU
Pelepasan kata-kata
Keterangan mendahului
Kontaminasi kerancuan
Letak jeda
Asal usul
Contoh-contoh kalimat ambigu beserta penjelasannya :
Istri pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya.
Saya telah memiliki buku sejarah demokrasi yang baru.
Sumbangan kedua sekolah itu telah kami terima.
Kalimat-kalimat di atas memiliki makna ambigu (ganda) sehingga dapat membingungkan orang yang membacanya.
Pada kalimat 1, siapakah yang gemuk, pegawai atau istri pegawai? Kalimat itu memang mengandung dua makna:
pertama, yang gemuk adalah pegawai; atau
kedua. yang gemuk adalah isteri pegawai.
Pada kalimat 2, apanya yang baru, bukunya, sejarahnya, atau demokrasinya? Kalimat itu bisa bermakna ambigu:
pertama, bukunya yang baru;
kedua, sejarahnya yang baru; dan
ketiga, demokrasinya yang baru.
Pada kalimat 3, juga terdapat makna ambigu:
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
Perbaikan kalimat agar tidak menjadi ambigu :
Jika yang gemuk adalah isteri pegawai, maka dapat ditulis sbb.: Istri-pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya. Penggunaan tanda hubung (-) dapat memperjelas bahwa kedua kata itu (isteri dan pegawai) merupakan satu kesatuan, sehingga kalimat itu bermakna yang gemuk adalah istri pegawai. Atau dapat pula dirumuskan sbb.: Pegawai yang isterinya gemuk itu berasal dari Surabaya.
Jika yang gemuk adalah pegawainya, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Pegawai yang gemuk itu istrinya dari Surabaya.
Untuk kalimat 2:
Jika yang baru adalah bukunya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku-sejarah-demokrasi yang baru, atau Saya telah memiliki buku baru tentang sejarah demokrasi.
Jika yang baru adalah sejarahnya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku tentang sejarah-demokrasi yang baru.
Jika yang baru adalah demokrasinya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku sejarah tentang demokrasi yang baru.
Untuk kalimat 3:
Jika yang dimaksud ada dua kali sumbangan, ditulis sbb.: Sumbangan yang kedua sekolah itu telah kami terima.
Jika yang maksud ada dua sekolah yang menyumbang, ditulis sbb.: Sumbangan kedua-sekolah itu telah kami terima.
Sumber :
http://basasin.blogspot.com/2008/12/kalimat-ambigu-bermakna-ganda.html
http://luphumbee.blogspot.com/2010/04/kalimat-ambigu.html
http://www.scribd.com/doc/54694224/KALIMAT-AMBIGU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar